Rabu, 30 Maret 2016

Rahasia Besar di balik Surah Ar Rahman

     Assalamu'alikum, wr, wb..HIDAYAH akan menjelaskan tentang surah Ar Rahman, surah yang lain dari pada yang lain.
      Ar-Rahman merupakan surat ke-55 dalam kitab suci Alquran. Surat yang turun di Kota Mekah ini terdiri dari 78 ayat dan berisi tentang kemurahan Allah SWT serta nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada jin dan manusia.

     Satu hal yang istimewa dalam surat ini adalah adanya pengulangan ayat yang artinya “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Setiap kali Allah memaparkan kenikmatan yang diberikan kepada hamba-hamban-Nya, Allah selalu bertanya dengan kalimat tersebut.

      Surat Ar Rahman adalah salah satu surat dari 114 surat dalam Al Qur'an. Entah mengapa, tanpa mengesampingkan surat lain dalam Al Qur'an, Surat ini memiliki kata yang begitu indah dan mengalir berirama. Dan tanpa terasa air mata menetes, satu,demi satu. Ciri khas surah ini adalah kalimat berulang 31 kali Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu
yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. FABIAYYI ALAA 'IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN (maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan). Tiga puluh ayat dalam surat Ar Rahman memiliki kalimat ini. Berulang, Allah memberi peringatan kepada kita; maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

      Melalui surat ini Allah seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita yang pelupa, kufur nikmat, dan tidak mau berfikir. Ya, tiga hal itu yang ada dibenaksaya (semoga Allah mengampuni kesalahanku) ketika ayat demi ayat dibaca.PELUPA; manusia adalah mahluk yang pelupa. Manusia dalam Al Qur'an di tulis dalam beberapa istilah, yakni al-insaan, an-naas,al-basyar, dan banii Aadam. Manusia disebut al-insaan karena dia sering menjadi pelupa sehingga diperlukan teguran dan peringatan.

Manfaat/Fadhillah membaca Surah Ar Rahman :

Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.”
DAN 
“Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ tukadzdzibân’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan).

0 komentar:

Posting Komentar